Sinar5news.com – Mataram – Menjadi sebuah keharusan, bahwa pelaksanaan pembelajaran di SMK wajib menyelaraskan dengan industri. Penyelarasan bertujuan untuk mendekatkan standar industri dengan kualitas lulusan SMK. Hal ini dikarenakan, karakter pembelajaran di SMK dalam rangka mempersiapkan tenaga terampil yang siap terjun di dunai industri.
Standar-standar industri sudah selayaknya dipergunakan sebagai kontrol kualitas pelaksanaan pembelajaran. Salah satu cara penerapan kontrol kualitas tersebut adalah menyelaraskan proses pembelajaran dengan kompetensi-kompetensi yang ada di Industri.
Teknik Konstruksi dan Perumahan (TKP) merupakan salah satu konsentrasi keahlian di SMK Negeri 3 Mataram. Muatan pembelajaran pada konsentrasi keahlian ini, mencakup aspek-aspek yang ada bidang pekerjaan bangunan dan properti. Industri-industri yang relevan dengan TKP adalah perusahaan pengembang perumahan, kontraktor bangunan, atau bidang pengawas bangunan.
Keberadaan industri di Mataram pada bidang tersebut cukup mendukung, baik perusahan skala lokal maupun skala nasional. Hal ini memberi kemudahan bagi konsentrasi keahlian TKP untuk melakukan penyelarasan pembelajaran serta menjalin kerjasama dengan industri. Kerjasama tersebut akan memudahkan siswa TKP, terutama memudahkan dalam menigkatkan pengalamannya terkait standar-standar pekerjaan di industri. Program yang dapat dilaksanakan oleh sekolah dalam bentuk pembelajaran berbasis industri.
Dengan didampingi oleh guru sebagai fasilitator, pada semester ganjil 2023-2024 ini, siswa kelas XI TKP melaksanakan pembelajaran berbasis industri di PT. VARINDO LOMBOK INTI pada pembangunan perumahan UNRAM RESIDENCE dan CV. MAHKOTA INDAH pada proyek pembangunan SLBN 3 MATARAM.
Kedua industri ini merupakan perusahan pengembang bangunan sipil yang cukup besar di NTB. Pembelajaran berbasis industri dilaksanakan pada lokasi-lokasi yang sedang dikerjakan oleh kedua perusahaan ini.
Pelaksanaan pembelajaran juga sekaligus menerapkan Keselamatan Kesehatan Lingkungan Hidup (K3LH) yang merupakan bagian dari penerapan budaya kerja industri. Dalam hal ini, selama proses pembelajaran, siswa kelas XI TKP mengenakan pakaian kerja dan alat pelindung diri yang lengkap.
Materi yang disampaikan pada pembelajaran industri, merupakan materi sinkronisasi antara SMK dengan industri, yaitu berkaitan dengan Perhitungan Volume Pekerjaan dan Jenis-Jenis Pekerjaan Bangunan Gedung. Materi-materi ini terdapat didalam Kurikulum Sekolah dan juga diterapkan di Industri. Pola penerapan materi sinkronisasi ini, merupakan upaya mendekatkan teori dengan implementasi sesungguhnya di industri. Dengan demikian, siswa memperoleh pengalaman nyata dan konstektual pada situasi yang sesungguhnya.
Eka Ratnianti, S.T, selaku guru TKP dan selaku guru pembimbing mengatakan saat ini, guru dituntut untuk terus memperbaharui metode pendekatan pembelajaran dalam penyampaian materi pada siswa.
Kami melakukan analisis materi disekolah, dengan menyusun tujuan pembelajaran dan mengurutkannya agar proses penyampaian relevan dengan apa yang sedang dilakukan oleh industri, jelas Eka.
Selain itu lanjut Eka, tugas kami sebagai guru, menjalin komunikasi aktif dan dinamis dengan industri, terutama informasi kapan ada kesempatan bagi kami untuk dapat bergabung dengan pekerjaan yang sedang mereka kerjakan.
Fleksibiltas pembelajaran di SMK, terutama di konsentrasi keahlian TKP, mempermudah bagi kami memberi pengamalan pada siswa dengan kondisi nyata dilapangan, tidak hanya tataran teori semata, ujar Eka.
Sementara itu, terpisah Kepala SMK Negeri 3 Mataram, Sulman Haris mengatakan tantangan belajar di SMK, pada intinya adalah bagaimana bisa menghadirkam kondisi nyata yang relevan dengan pembelajaran, sebagai tambahan pengalaman pada siswa. Dalam hal ini, konsentrasi keahlian TKP, didukung oleh keberadaan industri yang relevan di NTB.
Ini memotivasi guru-guru kami untuk mengoptimalkan pendekatan pembelajaran agar terealisasi pembelajaran berbasis riil dan berbasis industri, kata Sulman.
Sebagai kepala sekolah, Sulman mengaku berkewajiban membangun jejaring dengan industri lebih luas dan dinamis. Dengan demikian, siswa akan memiliki banyak pilihan serta banyak pengalaman yang berasal dari karakteristik industri-industri yang beragam.
SMK dengan industri, adalah dua lembaga yang tidak mungkin terpisahkan, tegas Sulman. (Red)