Sinar5news.com – Memperingati Haul Ke 26 Al Maghfurulah Maulana Syaikh TGKH M. Zainuddin Abdul Madjid bukanlah sekedar acara seremonial seperti layaknya keluarga keluarga memperingati atau mengenang hari kelahiran atau meninggalnya anggota keluarga.
Haul Maulana Syaikh (sebutan hormat dan akrab bagi keluarga besar Nahdlatul Wathan) merupakan hari yang jauh melebihi makna makna perayaan atau seremoni, tetapi hari yang dipenuhi makna spiritual. Betapa tidak, oleh karena Al Magfurulah Maulana Syaikh telah mewarisi kepada keluarga besar NW , suatu
Masterpiece-Maha Karya berupa amalan sebagai tuntunan dalam mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha Kuasa.
Warisan yang dikenal dengan Hizib Nahdlatl Wathan itulah yang dibaca dan dikumandangkan dalam memaknai peringatan Haul yang diselenggarakan setiap tahun oleh keluarga besar Nahdlatul Wathan dimanapun berada. Hizib inilah yang mengikat dan mempersatukan mind, hart and soul- pikiran hati dan jiwa keluarga besar NW baik dengan Beliau sebagai Guru, Panutan, Pembimbing dan Pengayom Spiritual maupun sebagai pengikat dan pemersatu diantara sesama individu/keluarga NW sendiri.
Hizib NW yang merupakan maha karya, yang Beliau warisi itu sungguh merupakan tali pengikat spiritual yang dahsyat bagi seluruh keluarga besar NW. Pada saat Hizib itu dibacakan dan diamalkan secara bersama, maka secara spiritual setiap pembaca dan pengamal akan merasakan seolah Beliau rawuh sedang merangkul dan mengayomi semua, layaknya orang tua yang sedang memeluk seluruh anak anaknya. Walau dalam dunia nyata, hidup keseharian yang manusiawi masing masing individu keluarga besar NW punya arah, pilihan dan preferensi yang berbeda dalam menjalani kehidupan baik dalam profesi, kegiatan ekonomi, politik, budaya dan lainnya.
Memperingati Haul Al Magfurulah juga merupakan momentum memperkuat kembali komitmen untuk terus memperjuangkan nilai nilai luhur ajaran dan perjuangan Beliau. Perjuangan bagaimana Beliau mencintai tanah air, yang sudah terbukti dengan penganugerahan gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah.
Bagi Beliau cinta tanah air adalah suatu kewajiban yang merupakan bahagian dari iman, hubbul wathan minal iman. Kecintaan Beliau kepada Gumi Sasak, Lombok juga tidak bisa diungkap dengan kata kata. Beliau berjuang untuk membangun Bangse Sasak dan Gumi Sasak melalui jalur pendidikan dan saat ini dunia telah menyaksikan betapa hebat hasilnya. NW telah mempersembahkan begitu banyak ponpes, sekolah serta perguruan tinggi yang exist dan ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dengan gagasan serta idealisme Beliau itulah saat ini telah hadir sumber daya manusia bangse sasak yang mumpuni, bisa bersaing dibergai tingkatan baik lokal, regional maupun nasional bahkan internasional
Nahdlatul Wathan sampai saat ini telah dikenal dan terkenal bukan karena lembaga pendikannya saja tetapi karena ketokohan penerus kepemimpinan yang yang berilmu, kepemimpinan yang akan membawa NW berjuang mewujudkan cita cita serta idealisme Al Magfirulah Maulana Syaikh kedepan yaitu Tuan Guru Bajang Tsani/Anjani dan Tuan Guru Bajang Zaeunul Majdi/Pancor. Didukung oleh SDM yang begitu banyak yaitu para ilmuwan, intelektual yang berpendidikan S1, S2 dan S3 lulusan dalam dan luar negeri.
Kini saatnya keluarga besar NW untuk mempergunakan petingatan Haul Almagfurullah ke 26 sebagai momentum mempkuat tekad dan komitmen bersama untuk terus memperjuangkan cita cita dan idealisme Beliau bagaimana menjadikan NW sebagai center of exelence yang menyinari dan menebar cinta tanah air berdasarkan ilmu dan nilai nilai Islami, ssebagai perwujudan juga dari makna Logo NW yang menggambarkan Pulau Lombok menebar ilmu dan budaya yang Islami keseluruh penjuru, From Lombok, NW for the World.
Semoga Al Magfurullah Maulana Syaikh diberikan tempat yang amat mulia disisi Allah SWT. Juga semoga seluruh keluarga besar NW bersatu padu dalam pikiran, hati dan jiwa kalau tidak bisa dalam raga, berjuang melanjutkan cita cita dan idealisme Maulana Syaikh itu. Aamiin YRA.