Pelaksanaan shalat gerhana matahari di Masjid HAMZANWADI Pesantren Nahdlatul Wathan Wathan Jakarta pada 20/4/23 berjalan dengan baik dan lancar.
Shalat gerhana matahari (kusuf) dimulai dari sekitar pukul 10 : 46, dan selesai sampai dengan sekitar pukul 11:21 WIB.
Shalat gerhana merupakan salah satu budaya yang dibiasakan di Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan Jakarta. Tujuannya adalah untuk mempraktikkan secara langsung pelajaran fiqih tentang shalat gerhana dan membiasakan bagi santri untuk shalat gerhana sehingga tidak terasa asing ditelinga mereka tentang shalat gerhana.
Shalat gerhana matahari pada kali ini dipimpin oleh Ust. Sugi, salah satu pengasuh di Pesantren Nahdlatul Wathan Jakarta.
Hadir pada pelaksanaan shalat gerhana ini sekretaris Yayasan Mi’rajush Shibyan Nahdlatul Wathan Jakarta Bapak H. Christianto.
Menurut Ust. Sugi selaku khatib shalat gerhana, bahwa gerhana matahari kali ini (gerhana matahari hibrida) adalah gerhana yang unik. Adapun sebab keunikannya adalah :
1. Karena terjadinya langka. Gerhana matahari hibrida adalah Gerhana Matahari yang memiliki dua macam gerhana berbeda yang terjadi dalam satu waktu secara berurutan dalam satu fenomena. Gerhana yang satu berbentuk cincin (gerhana matahari cincin) dan gerhana yang satunya berbentuk total (gerhana matahari total).
2. Terjadinya pada bulan Ramadhan, bulan yang memiliki banyak keistimewaan. Terangnya.
Lebih lanjut Ust. Sugi menjelaskan bagaimana terjadinya dua gerhana dalam satu fenomena. “Bahwa dimulai dari gerhana matahari cincin, lalu berubah ke gerhana matahari total dan selanjutnya kembali lagi kepada bentuk gerhana matahari cincin”. Terangnya.
Dalam intisari khutbahnya, Ust. Sugi juga menjelaskan tentang hikmah dari gerhana matahari saat ini diantaranya adalah untuk menunjukkan kebesaran Allah Subhanahu wataalaa kepada hambanya.
Muhammad Fathi