Hikmah Pagi (4) Menjadi Guru Welas Asih

Penulis : Marolah Abu Akrom (Guru BK SMP Nahdlatul Wathan Dan Guru BK SMP Laboratorium Islamic Technologi Jakarta)

Istilah welas asih sebenarnya sudah sering kita dengar dari orang-orang yang ada di sekitar kita dan sudah menjadi bahasa komunikasi terutama bagi para guru, pejabat, motivator dan lain-lain. Kalau kita melacak asal muasal istilah dari welas asih ini, ternyata berasal dari bahasa Jawa kuno dan tengahan. Secara harfiah, kata “welas” berarti belas kasihan, perasaan terharu, atau simpati (Zoetmulder, 1995: 1411).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “welas asih” memiliki 18 makna yaitu iba, belas kasih, kasihan, patos, sayang, simpati, syafa’at, dukacita, nestapa, pilu, rawan, rayu, sayu, sedih, susah hati, terharu, tersentuh dan terenyuh. Dari 18 arti welas asih ini dapat disimpulkan bahwa welas asih adalah iba. Arti lainnya dari welas asih adalah belas kasih.

Bila kita kaitkan dengan guru, tentu sifat welas asih ini sangat diperlukan untuk dapat mempengaruhi mentalitas para siswa sehingga terbangun karakter yang mulia, positif dan hebat. Untuk dapat menjabarkan bagaimana sesungguhnya gambaran guru yang bersifat welas asih, penulis mencoba menuangkan dalam bait-bait syair indah berikut ini. Tujuannya agar setiap guru dapat lebih mudah meresapi dan menjiwai, sehingga karakter welas asih itu benar-benar dapat dimiliki ketika bersama murid-muridnya.

Sebagai guru welas asih
Hati dan jiwa selalu bersih
Mengajar siswa penuh kasih
Tidak mudah lelah dan letih

Guru yang memiliki sifat welas asih itu keadaan hati dan jiwanya selalu bersih, tidak ada sifat benci, buruk sangka, dendam, iri hati dan hal-hal buruk lainnya. Yang ada adalah ketulusan dan kerelaan mengorbankan waktu dan pikirannya untuk kebaikan para peserta didiknya. Sehingga mengajar ilmu-ilmu apapun disampaikan dengan penuh kasih sayang, bukan karena terpaksa atau mengharapkan upah dari siapapun. Semangatnya begitu tinggi dan tekadnya begitu kuat tidak mengenal lelah, letih, lesu dan pasrah. Dari wajahnya terlihat begitu ceria, ramah, senyum dan mempesona. Setiap murid yang memandang merasa sangat nyaman dan tentram hatinya, tidak ada tekanan dan hukuman yang membuat terganggunya mentalitas mereka.

Semua siswa tidak dibedakan
Baik laki dan perempuan
Dalam memberikan pendidikan
Kasih sayang dan perhatian

Guru yang memiliki sifat welas asih dalam kiprahnya sebagai pendidik tidak suka membedakan semua siswanya baik laki-laki maupun perempuan dalam hal memberikan pendidikan yang terbaik agar menjadi insan yang jujur, mandiri, kreatif dan bertanggung jawab. Demikian juga dalam hal kasih sayang dan perhatian, guru welas asih benar-benar menampakkan secara total sebagaimana kasih sayang dan perhatian yang diberikan kepada anak kandungnya sendiri, bahkan melebihi dari itu. Itulah jiwa sejati dari guru welas asih yang selalu ingin membahagiakan semua siswanya, jangan sampai ada sedikitpun celah untuk tidak memiliki rasa kasih sayang dan perhatian oleh karena adanya alasan-alasan yang tidak bisa diterima secara akal sehat.

Bila ada siswa bermasalah
Tidak membuat resah gelisah
Ditangani secara indah
Tidak emosi tidak gegabah

Guru welas asih itu bila melihat ada salah seorang siswanya mengalami suatu masalah mungkin dalam hal sikap yang tidak terpuji seperti sering terlambat atau tidak mengerjakan tugas yang diberikan, tidak membuat hatinya resah dan gelisah yang menyebabkan tidak fokus dalam mendidik. Apapun masalah siswanya ditangani dengan cara yang indah melalui pendekatan rasa cinta dan kasih sayang penuh kelembutan, bukan dengan kutukan atau ancaman yang membuat siswa tersebut menjadi ketakutan (down). Ditanyakan pelan-pelan mengapa seperti itu dan apa kendalanya. Bukan dengan emosi apalagi secara gegabah menjudge (menuduh) siswa tersebut pemalas, tidak bertanggung jawab dan stigma negatif lainnya. Bahkan dibantu mencari solusinya, sehingga masalahnya selesai dengan segera tanpa menunggu berlama-lama.

Guru welas asih menjadi
Panutan setiap hari
Diidolakan siswa dan siswi
Dalam sikap akhlak terpuji

Guru welas asih dalam sikap ucapan dan perbuatan senantiasa menjadi panutan bagi semua siswa dan siswinya. Guru welas asih tidak pernah mengucapkan kata-kata kotor yang sifatnya menghina dan merendahkan kepada siapapun. Demikian juga dalam perbuatan dari ujung kaki sampai ujung rambut senantiasa menunjukkan akhlak yang terpuji (akhlakul karimah). Dengan sikap-sikap terpuji seperti ini menyebabkan seluruh siswa mengidolakannya layaknya seorang selebriti yang sangat diidolakan oleh para penggemarnya. Inilah diantara sifat mulia seorang guru welas asih, dalam keadaan apapun senantiasa menunjukkan akhlak yang terpuji, baik ketika sendiri atau bersama-sama dengan orang lain

Guru welas asih dinanti
Dirindukan dan dicintai
Siswa siswi nyaman sekali
Senang bahagia di dalam hati

Hebatnya guru welas asih itu senantiasa dinantikan kehadirannya setiap hari di sekolah. Ketika para siswanya pulang ke rumah, teringat semua ilmu dan nasehat yang telah disampaikan dan selalu menceritakan kebaikan gurunya di depan orang tua dan keluarga mereka. Kalau seandainya gurunya tidak masuk beberapa hari karena sakit atau hal lainnya, rindu rasanya ingin bertemu dan berusaha menjenguk untuk mendoakan agar cepat sembuh. Karena demikian baiknya guru welas asih, semua siswa merasa nyaman sekali. Hati mereka tentram, jiwa lapang dan pikiran cemerlang. Semua merasa senang, gembira dan bahagia menyelimuti di dalam hati sanubari dan tidak terasa walaupun pelajarannya sulit tetapi dengan mudah dapat dipahami. Waktupun rasanya sebentar karena larut dalam indahnya pertemuan yang begitu berkesan, menarik dan menyenangkan.

Semoga artikel sederhana yang terinspirasi dari bait-bait syair yang penulis buat ini, menjadi bagian dari sumbangsih yang besar arti dan manfaatnya untuk menjadikan guru-guru di Indonesia memiliki sifat dan karakter yang welas asih yang sangat dibutuhkan. Sehingga akan melahirkan generasi terbaik bangsa yang siap berkiprah untuk memajukan Indonesia dalam berbagai bidang sesuai dengan keahlian mereka.

Bekasi, 24 Rabiul Akhir 1444 H/19 November 2022 M

Sumber rujukan:

Said Hawa, (2001), Intisari Ihya Ulumuddin Al Ghazali Mensucikan Jiwa, Robbani Press Jakarta

https://www.kompasiana.com/ose/5f643429097f367a0f61c822/makna-welas-asih-di-kota-malang?page=2

https://kbbi.lektur.id/welas-asih

LAINNYA

- Advertisment -

Khutbah
Khutbah Terbaru & Terlengkap

Terpopuler

#1

#2

#3

#4

#5

Kolom
Kirim Tulisan Anda Ke Kami