Oleh: Muna Desrianti (Bendahara HIMMAWATI HIMMAH NWDI CABANG LOMBOK TIMUR)
Tulisan ini bukan bacaan berat seperti biasanya tulisan moment 17-an, hanya sedikit goresan ikut serta ala generasi muda yang kebingungan bagaimana berekspresi dihari ulang tahun kemerdekaan. Hari ini, 17 Agustus 2021, genap sudah usia merdeka Bangsa Indonesia yang ke 76. Usia yang tidak lagi muda, namun cukup tua jika dipasangkan menjadi umur manusia. Ya iyalah itu seumuran kakekmu.
Setelah apel bendera terlaksana, saya memutuskan membuka laptop dan mulai merangkai kata. Ulang Tahun Kemerdekaan merupakan moment wajib diperingati Bangsa Indonesia sebagai wujud syukur atas kebebasan Bangsa dari penjajahan. Menurut informasi sejarah, penjajahan dalam tubuh Indonesia (dulunya Nusantara) terjadi ratusan tahun lamanya. Penjajahan dalam bentuk kolonialisme dan imprealisme dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) didefinisikan penguasaan, sistem politik oleh suatu negara atas daerah atau bangsa lain dengan tujuan menjajah negara lain untuk mendapatkan kekuasaan dan keuntungan (https://www.kompas.com)
Waduh, tulisah ini mulai berat. Ringkasnya, istilah kolonialisme yang sering kita dengar dalam Sejarah Indonesia adalah pendudukan dan penjajahan. Kalau hatimu diduduki si Doi, disebut penjajahan juga nggak sih?
Sebagai anak bangsa, dan muda tentunya, membuka kembali catatan sejarah Bangsa Indonesia adalah salah satu cara merayakan ulang tahunnya. Bukan sekedar membuka, melainkan membaca jeli lalu mencari nilai apa yang akan dibawa menjadi bekal memperkaya pertimbangan-pertimbangan dimasa depan.
Sejatinya dengan membaca, anak muda memberikan hadiah ulang tahun dengan berusaha menurunkan citra Indonesia sebagai negara dengan minat baca yang buruk dimata dunia. Nilai plusnya, generasi muda faham akan sejarah Bangsa. Kita yakin, keputusan berpondasikan wawasan yang tidak ahistoris akan melahirkan tindakan bijak, sebagaimana perkataan Confutse seorang filsuf Cina “Sejarah mendidik kita supaya bertindak bijaksana”. That’s true
Perlu dibayangkan bagaimana fase-fase menyedihkan Bangsa Indonesia bekerja Rodi dan Romusa atau bentuk penjajahan lainnya dibeberapa daerah yang ada. Ingat pula para pahlawan yang meninggalkan anak istri dan sanak saudara untuk bergerilya. Dan jangan lupa usaha keras para tokoh intelektual dan agama yang rela hati berpikir dan berdiplomasi dengan berbagai pihak demi mendapatkan kata “MERDEKA” untuk Tanah Air kita.
Rakyat Euforia, proklamasi dibacakan Soekarno 17 Agustus 1945 atas nama Bangsa Indonesia, disebarkan melalui radio dan lembaran koran kemana-mana. Jangan berekspektasi terlalu tinggi! Saat itu belum ada Youtube dan Instagram, apalagi Tiktok. Ya, setidaknya Belanda dan Jepang tertendang dari kekuasaannya setelah sebelumnya Portugis, Spanyol, dan Inggris angkat kaki meninggalkan kita.
Oh ternyata hidup tidak seperti Drama Korea. Happy ending setelah berhasil merdeka?
Realitanya negara kita masih belia, masih merangkak dan rentan cedera. Agresi Militer Belanda 1 dan 2, model pemerintahan yang berganti-ganti zaman Orde Lama, munculnya DI/TII, G30SPKI, masalah Irian Barat, Krisis moneter 1998, kelompok Sparatis di zaman Gus Dur, Gunung Meletus, Tsunami, Lapindo, Banjir dan masih banyak lagi. Tidak habis disitu, setelah Gempa Bumi dan bencana alam beruntun lainnya 2018 lalu, dan hari ini Indonesia masih menghadapi pandemi. Belum terhitung persoalan masyarakat dengan kultur beragam yang tidak jarang memunculkan banyak kontroversi dan intoleransi. Wajar, negara kita adalah negara kepulauan tersekat laut dengan rakyat berbeda kulit, agama, bahasa, bahkan adat dan tradisi lokal.
Dengan perjalanan yang tidak mulus Indonesia masih bertahan dan hari ini merayakan ulang tahun ke 76. Bagaimana Bisa? Jawabannya, karena ada “Pancasila & Bhineka Tunggal Ika”. Artinya apa? Pastinya “Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika” ini harus kita jaga. Jika 76 tahun Indonesia masih bertahan karenanya, maka ratusan tahun yang akan datang Indonesia akan tangguh dengannya. Ini tugas siapa? Ya kita semua. Tidak mungkin Pakde Jokowi saja.
Caranya bagaimana?
Nih saya bisikkan “BACA”
Dengan banyak BACA kalian akan menemukan jawabannya dan tahu harus berbuat apa untuk Indonesia.
DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE 76
TERIMA KASIH, NEGERIKU