Wisdom of Maulana Syaikh Bagian 1 Penulis : M. Nasrin (Santri MDQH NW Anjani)

Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid adalah sosok yang tak akan pernah bosan untuk dibahas, akan selalu menarik untuk di jadikan objek kajian. Apapun keahlianmu, cobalah untuk mengkaji maulana syaikh, karena maulana syaikh selalu relevan dengan pengetahuan manapun, akan selalu menarik diteliti melalui sudut pandang apapun. Akan selalu hangat didiskusikan dimanapun.

Pernahkah kita melihat Maulana Syaikh menggunakan kacamata sosialisme?
Sosialisme mempunyai pandangan “mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi” dan sosialisme lahir karena ingin membebaskan diri terhadap kapitalisme liberal yang tamak. Dan ternyata Maulana Syaikh mengaplikasikan itu, buktinya ketika beliau dihadapkan dengan dua pilihan :

1. Tetap menjabat sebagai khotib namun tidak boleh mendirikan madrasah (sekolah)

2.mendirikan Madrasah dengan syarat di pecat menjadi khotib.

Dari dua pilihan tersebut ternyata beliau lebih memilih dipecat menjadi khotib dan mendirikan madrasah. Ini adalah salah satu bukti real beliau adalah orang yang berjiwa sosial tinggi sekaligus bukti kejeniusnya. Beliau memilih pilihan ke-2, karena dengan mendirikan madrasah secara tidak langsung beliau akan mencetak para khotib dan ustadz. Dan secara bersamaan beliau menerapkan hukum kekosongan (kurban) yaitu : “mengeluarkan isi di dalam kotak untuk mengisi kotak dengan sesuatu yang lebih bernilai”. Di dalam hidup jika kita menginginkan sesuatu yang yang lebih mulia, harus ada yang di korbankan entah itu waktu, tenaga ataupun sesuatu yang lain.

Salah satu bukti tertulis bahwa beliau berjiwa sosial yg tinggi di tulis dalam wasiatnya .

NTB mengharap pemerataan
Keadilan sejati dan kebenaran
Agar meratalah kemakmuran
Di tanah air ciptaan Tuhan

LAINNYA

- Advertisment -

Khutbah
Khutbah Terbaru & Terlengkap

Terpopuler

#1

#2

#3

#4

#5

Kolom
Kirim Tulisan Anda Ke Kami