NGAJI KEBANGSAAN (3) PENJABARAN SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

Bila kita sedikit mau mengkaji makna sila kedua dari Pancasila yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab, sungguh mulia sekali nilai yang terkandung di dalamnya. Semua manusia tanpa terkecuali mestinya diperlakukan dengan adil dan menunjukkan adab yang baik kepada mereka. Karena bagaimanapun kita sebagai manusia hidup di muka bumi ini memiliki hak yang sama yaitu memperoleh keadilan secara merata dan diperlakukan dengan adab yang yang mulia. Demikian juga bagi rakyat Indonesia khususnya, tidak boleh satupun rakyat mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari siapapun terutama dari para pimpinan di negeri ini.

Dalam Al Quran surat An Nahl ayat 90 dinyatakan dengan jelas bahwa Allah sendiri yang memerintahkan umat manusia untuk berlaku adil dalam segala keadaan apapun;

إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُ بِٱلْعَدْلِ وَٱلْإِحْسَٰنِ وَإِيتَآئِ ذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ وَٱلْبَغْىِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS. An-Nahl 16 : 90)

Kalau kita perhatikan ayat tersebut sungguh hebat sekali Pancasila yang telah dibuat oleh para pendahulu kita yang terdiri dari tokoh ulama dan tokoh nasional kita. Ternyata sila kedua ini dibuat berdasarkan perintah Allah dalam Al Quran yang sangat mulia, baik dan sempurna ajarannya. Maka seandainya seluruh rakyat di negeri ini tanpa kecuali menegakkan nilai-nilai Pancasila khususnya sila ke dua ini, sungguh semua akan merasakan keadilan secara merata dan tidak ada satupun rakyat yang sengsara baik yang tinggal di kota, desa maupun kampung-kampung pedalaman yang sulit dijangkau oleh alat komunikasi modern.

Masalahnya apakah semua orang mau dengan sadar menerapkan sila ke dua dari Pancasila di Negara Indonesia yang kita cintai ini? Inilah pertanyaan besar yang mesti kita jawab dengan bukti nyata di tengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai pemimpin di negeri ini dari level bawah sampai atas, jangan pernah mengeluarkan suatu aturan/kebijakan, kecuali untuk menegakkan keadilan bagi rakyatnya. Sebagai rakyat jangan pernah melakukan apapun kecuali untuk menegakkan nilai keadilan dan menunjukkan adab yang baik di negeri ini, sehingga tercapailah nilai luhur dari Pancasila bagi seluruh rakyat Indonesia.

Untuk dapat menerapkan bagaimana mengamalkan nilai Pancasila sila ke dua ini secara murni dan konsekuen, maka hendaknya kita memperhatikan 10 butir yang telah ditetapkan oleh Negara kita sesuai dengan Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa. Ke 10 butir tersebut adalah;

1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara hendaknya kita mengakui keberadaan manusia dan memperlakukan mereka dengan baik, mulia dan terhormat sesuai dengan kedudukan dan derajatnya di tengah-tengah masyarakat. Kita tidak boleh merendahkan/meremahkan, apalagi menyakiti dengan sikap ucapan dan perbuatan kita yang tidak terpuji.

2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita mesti berbuat sama apapun kedudukan dan profesi mereka. Masing-masing kita memiliki kewajiban dan hak yang sama, walaupun kita berbeda suku, keturunan, agama, kepercayaan dan lain sebagainya. Tidak boleh merasa bahwa yang satu lebih mulia dan terpandang dari yang lainnya, masing-masing kita dapat berperan sesuai dengan bidang keahlian kita.

3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara hendaknya kita terus mengembangkan sikap untuk saling mencintai dan menyayangi antar sesama manusia. Tidak boleh kita membenci mereka dengan alasan berbeda partai, berbeda agama, berbeda budaya, berbeda ras dan suku. Masing-masing kita menjalin rasa saling mencintai dan kita berusaha untuk memupuk rasa cinta itu, agar hubungan kemanusiaan yang sudah terjalin dengan baik tidak mengalami keretakan yang berujung kepada permusuhan.

4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara hendaknya kita memiliki sikap saling tenggang rasa dan tepa selira dalam bentuk saling menghargai, menghormati dan memuliakan tanpa ada upaya saling menjatuhkan antara yang satu dengan lainnya. Hargailah pendapat orang lain, hormatilah kedudukan mereka dan muliakan hidup mereka, sehingga terciptalah harmonisasi dan komunikasi yang baik di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat.

5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara hendakanya kita mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain. Seorang pejabat dengan jabatannya akan selalu berbuat adil dan membela hak-hak rakyat dimanapun berada. Seorang pemimpin dengan kepemimpinannya akan memperlakukan bawahannya dengan penuh kelembutan dan melindungi mereka dari segala bentuk kezaliman. Seorang rakyat akan memperlakukan saudaranya dengan penuh kesopanan dan kesantunan dalam segala keadaan yang ada.

6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara hendaknya selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang sudah tertanam dari sejak dahulu kala. Manusia memiliki keyakinan untuk memeluk suatu agama dan menjalankan keyakinan tersebut sesuai dengan ajaran agamanya. Manusia memiliki pengetahuan yang berbeda-beda sesuai dengan bidang yang mereka kuasai. Manusia memiliki adat dan budaya sesuai dengan apa yang mereka warisi dari nenek moyangnya. Semua nilai-nilai manusia yang positif ini hendaknya dapat terlaksana secara baik, tanpa ada gangguan dari pihak manapun selama nilai-nilai tersebut tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.

7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sangat gemar melakukan kegiatan yang bersifat kemanusiaan. Banyak sekali bentuk kegiatan yang berhubungan dengan kemanusiaan seperti, membantu orang yang sedang tertimpa musibah, menolong orang yang miskin dengan harta benda kita, membina mereka dengan pendidikan yang memadai, memberikan beasiswa bagi mereka yang berprestasi tapi secara ekonomi mereka tidak mampu untuk melanjutkan sekolahnya ke jenjang lebih tinggi, dan lain sebagainya masih banyak contoh kegiatan yang bersifat kemanusiaan.

8. Berani membela kebenaran dan keadilan.

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara hendaknya kita berani membela kebenaran dan menegakkan keadilan setegak-tegaknya tanpa pandang bulu. Membela kebenaran itu terkait dengan penegakan hukum yang seadil-adilnya, bila ada yang melanggar hukum seperti merusak simbol-simbol Negara, mengganggu stabilitas keamanan publik, koruptor yang merugikan keuangan Negara atau siapapun yang berlaku sewenang-sewenang maka wajib menegakkan keadilan demi keselamatan bangsa dan Negara.

9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara hendaknya setiap warga merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia di dunia ini. Maka wajib memelihara eksistensi kita dengan melakukan segala upaya agar keberadaan kita sebagai manusia tetap eksis. Lakukan hal-hal yang bermanfaat dan produktif, jangan sampai kita mengembangkan sikap egois dan tidak mau menunjukkan sikap saling mengerti. Budayakanlah sikap saling peduli kepada sesama, bila ada saudara kita dalam kesulitan, ringan tangalah membantu dengan segera sesuai kemampuan yang kita miliki. Jangan biarkan saudara kita merana dan menderita karena keadaan yang sangat tidak menyenangkan. Mari kita saling memotivasi, mendukung dan bekerja sama dalam hal-hal yang penting demi kebahagiaan dan kebaikan kita bersama.

10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara mari kita budayakan sikap saling hormat menghormati, cinta mencintai dan sayang menyayangi. Jangan sampai ada sikap merendahkan siapapun walaupun orang itu dari status sosial bukan orang kaya dan dari keturunan bangsawan. Hormatilah mereka karena mereka adalah manusia yang memiliki perasaan sama seperti kita. Manusia dimanapun membutuhkan kedamaian dan keadilan baik secara hukum, persamaan hak dan lain-lain. Bangunlah kerjasama untuk membangun bangsa dan Negara Indonesia menjadi bangsa yang bermartabat dan terhormat. Bila perlu bangun kerjasama antar bangsa di dunia ini khususnya dalam bidang penegakan hak asasi manusia agar tercipta kedamaian secara global. Jangan menganggap diri bahwa kami adalah orang yang paling hebat dan tidak membutuhkan orang lain. Semakin banyak kita menjalin kerjasama dalam hal-hal yang positif dengan komunitas manusia di muka bumi ini, maka itu semakin bagus demi terciptanya kehidupan yang baik, harmonis, dinamis, humanis dan fantastis.

Sumber rujukan :
https://tafsirweb.com/4438-quran-surat-an-nahl-ayat-90.html
https://tirto.id/butir-butir-pengamalan-pancasila-sila-ke-2-isi-nilai-penjelasan-f4uF

Penulis : Marolah Abu Akrom

Bekasi, 14 Syawal 1442 H/27 Mei 2021 M

LAINNYA

- Advertisment -

Khutbah
Khutbah Terbaru & Terlengkap

Terpopuler

#1

#2

#3

#4

#5

Kolom
Kirim Tulisan Anda Ke Kami