Diceritakan bahwa pada suatu hari menjelang wafat, beliau sangat merindukan makanan roti panas, kemudian ia meminta kepada pelayannya untuk membuatkan. Setelah selesai dan siap disajikan, pelayan membawa ke hadapan Malik bin Dinar, lantas beliau bukannya langsung menyantap roti yang diidam-idamkan, namun beliau memandang dan mengamati seraya berkata; “Wahai nafsuku engkau telah bersabar selama 30 tahun dan sekarang umurmu tinggal beberapa saat engkau menginginkan selain Allah?, kemudian roti yang sudah siap untuk dimakan beliau lempar dan menguatkan dirinya sehingga maut menjemputnya.
Pengajaran yang dapat kita ambil dari cerita tersebut ialah bagi seseorang yang sudah sangat dekat dengan Allah, sabar adalah pakaiannya, keinginan syahwat yang selalu mengganggunya ia lemparkan jauh-jauh sehingga yang tersisa adalah dirinya dan Allah. Sebagai seorang mukmin yang beriman, setan adalah musuh yang sangat nyata, tidak akan pernah diam, dia akan selalu menggoda dan mengganggu kita agar lupa atau tidak ingat terhadap janji setia yang telah kita persembahkan kepada Allah. Setan tidak akan pernah rela jika melihat kita berada pada jalan Tuhan, ia akan berusaha dengan berbagai cara untuk mengalihkan pandangan kita kepada sesuatu yang lain, khususnya saat-saat sakratul maut adalah tempat yang sangat riskan sangat darurat dan sangat berbahaya, jika kita salah dan lupa menyebut kalimat Al-Tauhid.
Buang dan lemparkan segala keinginan nafsu syahwat yang menyalahi aturan Tuhan, gantikan dengan keyakinan dan kepasrahan terhadap segala apa yang diperintahkan Allah dan terima apa-apa yang diberikan serta syukuri semua pemberian yang telah dianugerahkannya.