Oleh : Abu Akrom
Segala apapun jenis amalan dalam agama Islam tidak akan pernah sempurna pahala dan hikmah yang diperoleh jika tidak membekali diri dengan ilmu. Ternyata suatu amalan tidak hanya cukup dengan niat yang ikhlas karena Allah semata, tetapi mesti ada ilmu yang menyertai didalamnya. Dengan ilmu, sempurnalah amal tersebut dan sempurna pula pahala yang didapatkan di akhirat nanti. Sama halnya dengan puasa yang kita lakukan ini, tidak mungkin akan sempurna hasil pahalanya bila tidak membekali diri dengan ilmu puasa yang telah dirumuskan oleh imam-imam ahli fiqih berdasarkan nash Al Quran dan hadits Nabi kita Muhammad SAW. Bahkan terdapat suatu kaidah dalam salah satu syair dari ulama besar yang sangat terkenal yaitu Syaikh Ibnu Ruslan dalam kitab Matan Zubad yang mengatakan bahwa setiap amal yang tidak disertai ilmu, maka amal tersebut tertolak dan tidak diterima.
وَكُلُّ مَنْ بِغَيـْرِ عِلْمٍ يَعْمَلُ اَعْمَالُهُ مَرْدُوْدَةٌ لاَ تُقْبَلُ
Artinya: Setiap orang yang beramal tanpa berilmu maka amalnya ditolak dan tidak akan diterima.
Berdasarkan kaidah dari syair ini sudah sangat jelas bahwa melaksanakan amal apa saja walaupun dalam jumlah yang banyak dan melelahkan bila tidak disertai ilmu, maka amal tersebut sia-sia dan tidak bernilai apa-apa. Di akhirat nanti amal tersebut tertolak dan sedikitpun tidak akan memperoleh pahala dari Allah SWT. Maka dari itu, mari kita melaksanakan ibadah puasa Ramadhan tahun ini benar-benar sesuai dengan ilmunya, bukan karena menjadi suatu tradisi yang bersifat rutinitas atau ikut-ikutan tanpa tujuan yang jelas.
Kita berpuasa sesuai dengan ilmu yang benar bertujuan agar tercapai derajat taqwa dengan memperoleh ganjaran pahala yang sempurna, sehingga kelak Allah berkenan memasukkan kita ke dalam surga melalui pintu royyan yang kenikmatannya tiada tara dan tidak bisa diukir dengan kata-kata. Di duniapun orang yang berpuasa sesuai dengan ilmunya akan merasakan kelezatan, kenikmatan, keindahan dan kebahagiaan menyelimuti segenap hati dan jiwa walaupun haus mencekik leher dan lapar melilit perut. Semua derita ini terasa sirna dan larut dalam manisnya ibadah puasa selama sebulan penuh.
Diantara ilmu yang mesti diketahui dalam melaksanakan ibadah puasa sehingga puasa tersebut sempurna dan diterima oleh Allah yaitu mengetahui syarat, rukun, pembatal, sunnah dan makruh.
Syarat puasa yaitu Islam, balig, berakal, mampu, suci dari haid dan nifas dan muqim (tidak dalam keadaan musafir). Rukun yaitu berniat berpuasa pada malam hari dan meninggalkan segala yang dapat membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Pembatal puasa yaitu makan dan minum dengan sengaja, berjima’ dengan sengaja, mengeluarkan sperma dengan sengaja, muntah dengan sengaja, hilang akal sebab gila, haid dan nifas bagi wanita dan murtad (keluar dari agama Islam). Sunnah puasa yaitu mengakhirkan makan sahur, segera berbuka bila sudah datang waktunya, tadarus Al Quran, bersedekah, menjaga sikap dan tutur kata, mengendalikan nafsu syahwat dan i’tikaf pada 10 malam terakhir dari bulan suci Ramadhan. Dan makruh (hal-hal yang dibenci dan tidak bagus dilakukan) yaitu, memamah atau menguyah makanan, mencicipi makanan atau masakan, bersiwak ketika matahari telah condong (lewat tengah hari), mandi dengan berendam, berbekam pada siang hari bulan Ramadan, berkumur-kumur setelah puasa, kekenyangan dan banyak tidur.
Bekasi, 2 Ramadhan 1442 H/14 April 2021 M